Kamis, 19 April 2012

Nama   : Puji Lestari
Kelas   : 2EA17
NPM   : 19210521

Teori Kepemimpinan (situasional)
1.      Model Kontingensi
2.      Model Vroom & Yetto
3.      Model Path Goal

Ø  Model Kontingensi :
Teori atau model kontingensi (Friedler, 1967) sering disebut teori situasional karena teori ini mengemukakan kepemimpinan yang tergantung pada situasi. Model atau teori kontingensi Fiedler melihat bahwa kelompok efektif tergantung pada kecocokan antara gaya pemimpin yang berinteraksi dengan subordinatnya sehingga situasi menjadi pengendali dan berpengaruh terhadap pemimpin.

Ø  Model Vroom & Yetto :
Model kepemimpinan ini, yang dikembangkan oleh Victor Vroom dan Philip Yetton menghubungkan perilaku kepempinan dan partisipasi dalam pengambilan keputusan.Karena struktur tugas itu memiliki berbagai tuntutan untuk aktifitas-aktifitas rutin dan bukan rutin, perilaku seorang pemimpin seharusnya bisa disesuaikan dengan atau mereflesikan struktur tugas tersebut.Model yang sebaiknya diikuti untuk menetapkan bentuk dan banyaknya partisipasi yang diinginkan dalam pengambilan keputusan seperti yang dituntut oleh berbagai situasi yang berbeda.Model ini sebenarnya merupakan pilihan keputusan yang kompleks yang meliputi tujuh kemungkinan atau yang terbaru adalah 12 kemungkinan situasi dipilih yang paling relevan dengan membuat pilihan jawaban ta atau tidak dan 5 gaya kepemimipinan alternatif.
Model ini juga mengasumsikan bahwa salah satu dari gaya kepemimpinan dibawah ini palin sesuai dengan situasi yang dihadapi:
  • Otokratik I (AI)  : Mengatasi problem atau mengambil keputusan sendiri menggunakan informasi yang tersedia pada saat ini.
  • Otokratik II (AII)  : Mmemperoleh informasi yang diperlukan dari para bawahan dan kemudian menetapkan pemecahan maslah sendiri.
  • Konsultatif I (KI)   : Mendiskusikan masalah dengan para bawahan yang terkait secara individua lmemperoleh ide dan saran-saran dari mereka, tanpa membawa mereka dalam satu kelompok.
  • Konsultatif II (KII)  : Mendiskusikan masalah dengan para bawahan sebagai kelompok, memperoleh ide dan saran secara kolektif.
  • Group II (GII)  : Mendiskusikan masalah dengan para bawahan sebagain kelompok
Model kepemompinan ini dapat dibuatkan diagram dimana perilaku kepemimpinan tertentu disesuaikan dengan situasi tertentu pula.model ini juga mendukung pendapat bahwa perilaku pemimpin itu fleksibel, diman seorang pemimpin dapat menyesuaikan gaya kepemimpinanya pada situasi-situasi yang berbeda dengan memberikan jawaban dari variabel-variabel situasional diatas, dapat dipih salah satu perilaku kepemimpinan dalam pengambilan keputusan (AI, AII, KI, KII, atau GII). yang paling mendekati situasi yang dihadapi.

Ø  Model Path Goal
 Suatu pendekatan tentang kepemimpinan yang memperoleh penghargaan adalah teori jalan mencapai tujuan ( Path-Goal Theory ) dikembangkan oleh House (1971) teori ini merupakan sebuah model kepemimpinan yang bersifat kontingensi.penekanan teori ini adalah bahwa menjadi pekerjaan pemimpin untuk membantu para pengikut/bawahanya untuk mencapai tujuan mereka dan memberikan arahan dan dorongan yang diperlukan untuk meyakinkan tujuan mereka tidak bertentangan dengan objektif kelompok atau organisasinya.

Menurut teori ini, perilaku seorang pemimpin bisa diterima oleh bawahan sejauh perilaku tersebut dipandang oleh mereka sebagai sumber kepuasan segera atau sebagi cara untuk mencapai kepuasan dimasa depan. jadi perilaku seorang pemimpin itu bersifat motivasional sejauh perilku tersebut memenuhi kriteria berikut:
a. Dapat memberikan kepuasan kepada bawahan terhadap kebutuhan-kebutuhanya seirama dengan kinerjanya yang efektif dan,
b.Dapat memberikan pelatihan, bimbingan, dorongan, dan penghargaan yang diperlukan untuk kinerja yang efektif.

Teori ini juga mengajukan dua kelas variabel situasional atau kontingensi yang dapat mempengaruhi hubungan antara perilaku kepemimpinan dan kepemimpinanya yaitu faktor yang kontingensi lingkungan dan kontingensi bawahan.teori ini mengusulkan bahwa perilaku seorang pemimpin dapat menjadi inefektif jika bersifat berlebihan terhadap sumber-sumber struktur lingkungan atau tidak sejalan denag karakteristik pribadi bawahan.
Dibawah ini diberikan bebrapa contoh hipotesis yang berhubungan dengan teori jalan mencapai tujuan:
1. Makin jelas hubungan kewenangan formal atau makin birokratis, para pemimpin makin dianjurkan untuk memperlihatkan perilaku suportif dan tidak menekanakan pada perilaku direktif.
2. Para bawahan yang pusat kontrol pribadinya bersifat eksternal akan lebih merasa puas dengan gaya kepemimpinan direktif.
3. Kepemimpinan direktif bisa menuju pada kepuasan yang lebih besar jika tugas-tugas yang dihadapu bawahan itu lebih membingungkan atau banyak stress daripada kalau tugas-tugas tersebut sudah terstruktur atau sudah jelas.


Salah satu contoh teori path goal adalah pemimpin dalam suatu regu untuk mendaki gunung,. Pemimpin yang efektif yaitu di mana pemimpin memberikan arahan serta motivasi agar bawahannya atau anggotanya dapat mencapai ke puncak gunung. Pemimpin biasa memberikan reward ke pada anggotanya agar dapat mencapai tujuan bersama.






Contoh masalah Sony :

Sony Bangkrut? Pecat 10.000 Karyawannya…
Pecat 10.000 karyawannya…itulah rencana yang baru saja kita dengar, Sony berencana merumahkan 10.000 karyawannya, akibat kerugian yang dideritanya. Gak tanggung-tanggung jumlahnya,  kerugian yang diderita sebesar 6.4 Milyar dollar (sumber: CNET Asia, Wall Street Journal). Padahal kita tahu Sony merupakan salah satu perusahaan paling kreatif dimuka bumi.
Siapa yang gak kenal Sony, perusahaan elektronik raksasa?
Jauh sebelum demam Ipod dari Apple, Sony-lah yang mempopulerkan produk Walkman, dimana hanpir diseluruh dunia tercipta demam mendengarkan musik melalui earphone. Sony juga yang menyebabkan anak-anak hingga orang dewasa keranjingan main PlayStation.
Di Indonesia, maen PS (PlayStation) sudah jadi satu hobi, bahkan menjadi peluang bisnis banyak orang, dengan maraknya penyewaan2 PS di perkotaan bahkan hingga gang-gang di perkampungan kumuh. Artinya secara “brand awareness” pastinya sudah sangat tinggi. Kalo mau dinilai -andaikata bangkrut- pastilah nilai dari “brand value”nya saja sudah gila-gilaan. Tapi pada kasus Kodak, brand value yang tinggi tetap tidak dapat menyelamatkannya dari kebangkrutan.
Di pasar handphone, seperti di Indonesia juga, duet brand Sony dengan Ericsson juga belum ampuh untuk memenangkan persaingan. Pasar hanphone murah dikuasai merek-merek China, sementara di pasar smartphone, I-Phone (Apple) dan Samsung lebih populer.
Ditahun-tahun teakhir focus pengembangan produk di Camera Digital juga mendapat sambutan pasar yang positif…bahkan mulai masuk ke pasar DSLR yang selama ini dikuasai Canon & Nikon.
Namun segala inovasi tersebut nyatanya tidak dapat membantu Sony lolos dari kerugian. Pasar TV yang selama ini jadi andalan Sony terus merosot drastis. Pada Era flat TV, LCD, LED…Sony terseok-seok dalam persaingan. Munculnya perusahaan2 inovatif Korea, bahkan ditambah juga merk2 murah China, satu-satunya menyelamatkan diri dari kebangkrutan dengan merubah haluan bisnis.
Tentu kisah Kodak menjadi pelajaran berharga bagi banyak perusahaan elektonik raksasa. Kesulitan bisnis Blackberry juga belum reda diperbincangkan. Seperti semua yang ada di dunia ini, nampaknya tak ada yang abadi….hehe…jadi inget Ariel (sori jaka sembung nih..:P)
Tidak banyak pilihan bagi para top executif di Sony. Gelagatnya Sony akan focus di produk-produk lain. Kita nantikan saja inovasi dari Sony…karena persaingan pada akhirnya akan menguntungkan konsumen…..iya nggak?


http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/04/12/sony-bangkrut-pecat-10000-karyawannya/

1 komentar:

  1. Why You Should Play Blackjack Online for Real Money - Dr.
    Even though you've 강원도 출장샵 used blackjack online for years, there's no doubt 삼척 출장안마 that playing 김제 출장안마 blackjack online has never 서울특별 출장안마 been so easy. Blackjack is one of the 대구광역 출장마사지 most popular

    BalasHapus